“Lu lagi, lu lagi! Bosan gue ketemu lu!”
Kalimat tersebut terlontar dari mulut Salman Alfarid saat mendapati Muhammad Ferarri di hari pertama latihannya bersama tim utama Persija Jakarta awal tahun lalu. Berolah tanggapan seperti itu, Ferarri hanya tertawa. Sejurus kemudian, mereka pun berangkulan.
“Saya mikir, "Kok bisa teman dari kecil, sekarang bisa satu tim profesional'," kata Salman sembari tertawa, mengenang momen pertemuan tersebut pada Minggu (11/7).
Keduanya memang bersahabat sedari usia Sekolah Dasar (SD). Semua bermula dari sebuah turnamen sepak bola di selatan ibu kota, sekitar sembilan tahun lalu. Kala itu, Ferarri memperkuat Sekolah Sepak Bola (SSB) Jagakarsa sementara Salman bermain untuk SSB Jayakarta Ragunan.
Tim keduanya bertemu di akhir turnamen. Selepas kejuaraan, mereka terpilih mempekuat tim Kecamatan Jagakarsa untuk kompetisi antarprovinsi.
Dari sana lah interaksi mereka kian erat, kendati setelah itu mereka belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) berbeda.
Bahkan saat jarak terbentang kian jauh tatkala Salman terpilih ke dalam tim Garuda Select untuk berangkat ke London, Inggris, dan Ferarri bermain untuk Elite Pro Academi (EPA) U-16 TIRA Persikabo, kekompakan mereka masih jua terjaga.
“Kami masih sering nongkrong saat senggang karena rumah kami memang berdekatan,” terang Ferarri.
Saking dekatnya hubungan, Salman pun sudah menganggap Ayah dan Ibu Ferarri layaknya orang tua sendiri. Pun, Ferarri terhadap keluarga Salman. "Kalau mampir, ya, tinggal masuk seperti di rumah sendiri," kata Salman.
Lalu, apa yang kerap mereka lakukan di luar sepak bola?
“Layaknya remaja lah. Terkadang nongkrong sambil main gitar," lanjut Ferarri yang setahun lebih muda ketimbang Salman.
Bersahabat selama bertahun-tahun, keduanya pun hafal tabiat masing-masing.
Setiap ledekan dan candaan yang terlontar cukup direspons dengan tawa —seperti komentar Salman saat pertama bertemu di latihan tim utama Persija. Termasuk tindakan usil yang biasanya menyakitkan hati. Mereka menanggapinya dengan tawa.
"Saat duduk di kursi lipat, Salman pernah menendang salah satu kaki kursi yang mebuat saya terjatuh. Tapi enggak marah, soalnya setelah itu gantian saya yang mengusili Salman,“ kata Ferarri terkekeh.
Keduanya berharap kekompakan ini dapat terus terjalin hingga masa tua dan memberi manfaat bagi tim Persija di lapangan hijau lewat deretan trofi.
"Semoga kekompakan kami dapat membantu meraih prestasi," ungkap Salman yang telah menjalani debut di tim utama Persija pada final leg kedua Piala Menpora melawan Persib.
Serta, dipungkasi Ferarri, "Kami ingin sama-sama juara di Persija."